Tuesday, 12 May 2015

Berkendara yang Baik


A. PENDAHULUAN

Dalam makalah ini saya akan membahas tentang etika berkendara. Seperti yang kita ketahui di Negara ini masih banyak pengendara yang belum tau etika dari berkendara. Masih banyak para pengendara yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas, yang tidak memakai perlengkapan untuk berkendara. Saya banyak melihat pengendara yang masih dibawah umur sudah berani mengendari kendaraan, padahal mereka belum mempunyai SIM. Hal seperti ini tentu banyak sekali kita temukan di berbagai daerah. Tak salah apabila banyak ditemukan kasus kecelakaan akibat pengguna jalan yang tidak menaati peraturan dan hal tersebut banyak terjadi di kalangan pelajar/remaja. Pada masa remaja ini, mereka lebih mengedepankan sifat individualisme dan egoisme yang tinggi dan terkadang tidak memerdulikan hak orang lain di jalan. Tingkat pemahaman dan kematangan psikologis yang kurang matang di usia remaja sangat beresiko besar dan mempengaruhi hal-hal kecelakaan remaja saat berkendara. Dengan psikologis yang tidak stabil saat ini mereka sedang berada pada masa pencarian diri mereka sehingga sering kali mereka menunjukkan sikap ingin menonjolkan diri, semaunya sendiri, pemahaman yang kurang, dan kurang menghargai orang lain. Tak jarang apabila remaja ingin menunjukkan diri mereka agar dianggap hebat yaitu dengan ugal-ugalan, mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi, perlengkapan sepeda motor yang tidak sesuai standar dll. Perilaku inilah yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di kalangan remaja. Kenyataannya remaja yang kurang matang dalam pola pikir lebih mengutamakan kepuasan diri sesaat tanpa berpikir resiko berat yang akan ia terima. Perilaku menyimpang remaja tersebut yang menyebabkan angka kecelakaan semakin meningkat tiap tahunnya. Sikap dan perilaku menyimpang tersebut sangat menghawatirkan karena remaja adalah aset harapan bangsa. Seperti kata “Jika ingin melihat masa depan sebuah negara maka lihat pemudanya-pemudinya ”. Kenyataan ini memang tidak dapat disangkal lagi karena kekayaan sebuah negara bergantung pada remaja itu sendiri.